Kalau ada yang suka nonton Trans TV (and I’m sure lots of you do), pasti tau salah satu program distasiun ini dimana pesertanya selalu nangis-nangis cecugukan karena ingat nyak babe dirumah! yak itu dia JIKA AKU MENJADI.
bagi yang gak tau "JIKA AKU MENJADI" ini adalah sebuah reality show yang ditujukan untuk memberi pemahaman, empati atau simpati pada masyarakat bawah. Tidak dengan cara membagi-bagi uang/barang/renovasi rumah (seperti program di stasiun-stasiun TV lain), tetapi dengan menampilkan keseharian mereka di rumah, di lingkungan sekitar, dan di tempat kerja. Bagiku pribadi acara ini juga merupakan semacam cambuk yang menyadarkan kita bahwa masih banyak orang yang tidak beruntung didunia ini namun tetap punya semangat hidup dan rasa syukur yang besar and me myself i'm luckier than those poor but mostly i still complaint about my life.
acara yang sangat worthed ya??
oke, sekarang aku tidak akan berbicara panjang lebar tentang acara ini tapi lebih kepada esensi tentang rasa SYUKUR dari acara ini yang mengingatkanku pada kejadian hari sabtu 30 Juni 2011.
here it goes..
hari itu aku sedang dalam perjalanan ke gereja kota baru, kebetulan mau ada misa kharismatik jam 6 sore which means there will be a lot of youth in the church *mata berbinar*. Ketika bertemu traffic light yang pertama, tidak sengaja aku menoleh kesamping dan melihat ada seorang pengemis duduk ditrotoar (catatan: pengemis dan pengamen are annoying for me).
Pengemis ini adalah seorang lelaki tua renta yang berbalut kemeja lusuh dan peci miring diatas kepalanya, dia duduk tertunduk, diam dengan kaleng kosong didepannya. Aku bisa melihat ada sebungkus nasi berlauk tempe goreng disampingnya yang masih terlihat penuh Ia tidak mengucapkan sepatah katapun, not one bit. Aku melihatnya beberapa kali...dan merasakan ada sesuatu yang berdesir dihatiku. Entah kenapa secara spontan aku mengeluarkan dompet, melihat isi didalamnya [ada selembar uang 2 ribu dan selembar uang 20 ribu rupiah serta beberapa recehan. ini adalah sisa-sisa uangku ditanggal tua dan aku merasa sedikit jengkel dengan orang tuaku karena belum juga bisa mengirimkan uang disaat aku sangat membutuhkannya] tadinya uang 2 ribu akan aku pake buat parkir dan persembahan digereja. Nah uang 20 ribunya mau aku pake beli kue lekker pulang gereja nanti dan sisanya mungkin cukup untuk makan 2 kali sembari menunggu kiriman uang dari ortu. aku melihat dengan seksama dan menimbang2 sebentar, aku kemudian memberi lelaki renta itu uang 2 ribu rupiah and still he didn't say a word. Aku berlalu ketika lampu sudah hijau, namun dalam benakku ada rasa marah dan kecewa yang amat sangat. Aku merasa aneh, aku bertanya-tanya kenapa aku tidak memberi pengemis itu 20 ribu saja? kenapa cuma 2 ribu saja? bukankah dia lebih membutuhkannya? demi TUHAN perasaan bersalah ini sangat menggangu !
Didalam gereja sama saja, aku menjadi sangat tidak fokus, sosok lelaki tua itu seperti mengisi kepalaku. dan ketika prefasi tiba aku berusaha mengucap doa "TUHAN, maaf aku sudah mengacuhkanmu tadi". ya ! aku merasa itu TUHAN yang menegurku dalam rupa seorang pengemis sama persis seperti yang tertulis dalam kitab suci:
Dan perasaan bersalah ini semakin memuncak ketika secara tidak sengaja aku menemukan kutipan ini disalah satu website beberapa saat ketika pulang dari gereja:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku (matius25;40)".
Whatever you do to the least of my brethren, you do it to me.
Give a glass of water, you give it to me. Receive a little
child, you receive me.
Aku merasa sangat hina saat itu, dibalik semua kemudahan yang aku dapat, dibalik semua fasilitas yang bisa aku miliki dengan gampang. Aku sadar betapa aku KURANG BERSYUKUR dan betapa aku sangat mencintai diriku sendiri sehingga lupa dengan sesamaku. "oh seandainya aku bisa bertemu kembali dengan lelaki renta itu, aku tidak akan berpikir dua kali untuk memberi semua uang yang ada didalam dompetku" sungguh !Whatever you do to the least of my brethren, you do it to me.
Give a glass of water, you give it to me. Receive a little
child, you receive me.
Dan perasaan bersalah ini semakin memuncak ketika secara tidak sengaja aku menemukan kutipan ini disalah satu website beberapa saat ketika pulang dari gereja:
"When a poor person dies of hunger,
it has not happened because God did not take care of him or her.
It has happened because neither you nor I wanted to give that person what he or she needed"
It has happened because neither you nor I wanted to give that person what he or she needed"
[mother teresa]
Namun, dibalik semua itu, aku mengimani pengalaman ini sebagai pengalaman iman yang akan selalu mengingatkanku untuk senantiasa BERSYUKUR atas berkat-berkat acak yang sudah TUHAN berikan dalam hidupku, atas orang tua yang begitu mengasihiku, atas kakak dan adik yang sangat berarti bagiku dan atas orang-orang yang sempat aku kenal dan jumpai dalam hidupku. Sungguh, dalam setiap pertemuan dengan masing2 orang aku merasa TUHAN punya rencana mempertemukan kami dan dengan bapak renta itu aku tau TUHAN sudah memakainya untuk menyadarkanku akan pentingnya mengucap syukur dan berbagi. Aku yakin berkatpun akan senantiasa tercurah untuknya [so i don't have to be so wooried about him] at least aku percaya TUHAN akan menjaganya sama seperti TUHAN senantiasa menjagaku. kami tidak akan berkekurangan selama kami masih ingat untuk senantiasa BERSYUKUR !
No comments:
Post a Comment