Monday, November 12, 2012

Terima Kasih

Terima kasih Kotamobagu.....

Untuk rumah kecil tapi nyaman didalam gang depan gereja katolik Kristus Raja. Yang kalau sedang musim hujan aku selalu berdiri didepan teras sambil menadahkan tangan menangkap hujan, yang kalau musim panas kami sekeluarga suka berkumpul dikamar ibu-bapak untuk menikmati kipas angin yang memang Cuma ada satu.

Terima kasih,

Untuk tempat  lahir dan tumbuh besar.

Untuk tempat pertama  mengeja kata dan bermain sambil belajar; TK katolik Siti Fatima

Untuk tempat belajar membaca dan menuntut ilmu; SD Katolik Ignatius.

Untuk Sekolah katolik yang sangat disiplin dan memeras otak; SMP Katolik Theodorus.

Untuk Sekolah Negeri pertama; SMA Negeri 1 Kotamobagu. Tempat pertama kali jatuh cinta, pacaran dan punya banyak sahabat.

Untuk teman belajar dan tabrakan pertama kali; Motor Honda Karisma.

Untuk Tempat ngadem favorit keluarga sekaligus transportasi kemana-mana; Avanza 2000

Untuk tempat paling cool se-Kotamobagu. Yang kalau weekend aku dan kawan-kawan suka datang beramai-ramai hanya untuk foya-foya; PARIS foodcourt.

Untuk tempat les bahasa Inggris yang paling keren jamanku sekolah dulu; British International.

Untuk tempat nongkrong murah terbaik sepanjang masa ; warung Saraba.

Untuk radio anak muda yang sempat sangat berkibar namanya, tempat pertama kali aku berkirim-kirim salam via telpon: DC Fm.

Untuk warung bakso Mas Agus yang enak sekali yang ramehanya kalo sore hari.

Untuk tempat makan favorit keluarga; Ayam Goreng Mentega, RM. Padang Minang Putra, dan Warung Cotto Makasar

Untuk tempat janjian ngumpul sama temen-temen yang paling asik; Rumah Opink.

Untuk tempat sewa kaset dan CD yang paling TOP jaman SMP-SMA; Studio One

Untuk semua tempat dimana aku merasa dicintai, mencintai, patah hati, bahagia, setengah gila, kehilangan, mendapatkan, kekurangan, berkelimpahan.

Untuk semua cerita dalam hidupku yang terjadi di kota kelahiranku, Kotamobagu. 

Untuk semua orang yang pertama kukenal di kota ini, yang sekarang jarang bertemu.

Untuk mempertemukanku dengan sahabat-sahabat terbaik yang pernah aku miliki: Eyen, Puspa, Opink, Monati, Lhia, Geyni.

Sekarang di Kartu Tanda Pendudukku, sudah bukan tertera nama kotamu.


Yes, I’m simply a stranger.

Tapi yang aku tahu, dalam hati, aku akan selalu menjadi nona Kotamobagu, yang doyan Pisang Goroho dan dabu-dabu.

Friday, November 9, 2012

Belahan Jiwa

Belahan jiwa
Kamu percayakah?
Belahan jiwa itu adakah?
Dulu aku merasa bahwa belahan jiwa itu dongeng untuk anak kecil, cerita fiktif yang membuat kita terus berharap akan kebahagiaan diakhir senja.

Tapi, kini bagiku belahan jiwaku begitu nyata,
aku bisa merasakannya ditiap tatapan mata,
sentuhan,dan
disela canda riang.

Ohh…aku merasa tidak berfungsi tanpa dia.
Seperti remote control tanpa baterai.
Seperti bola lampu tanpa listrik.
Seperti hijau tanpa klorofil.


Hampa. Tak ada suara.

Apakah kamu pernah merasakannya pada seorang laki-laki?
Karena aku sedang merasakannya.

Lelaki ini selalu membuatku merasa berfungsi dengan baik ketika aku bersamanya:
Dia yang selalu menyuapiku dengan porsi besar.
Dia yang selalu mencium keningku sebelum berpisah.
Dia yang selalu mengajakku berdoa ketika dalam pergumulan.
Dia yang selalu menutupi kepalaku ketika hujan tiba-tiba turun.
Dia yang selalu memberikan pijatan terbaik tanpa kuminta.
Dia yang selalu marah ketika aku terlambat makan.
Dia yang memelukku erat sekali ketika dia ingin meredam kegalauan hatinya.
Dia yang selalu tertawa mendengar candaanku.
Dia yang selalu memperhatikan mataku ketika aku sedang bersemangat bercerita.
Dia yang akan memperhatikan wajahku lewat kaca spion ketika kami berboncengan.
Dia yang melengkapi semua inderaku.
Dia yang selalu mau membagi mimpinya denganku.

Dia-lah yang aku harapkan menjadi pemimpinku nanti,
lelaki yang akan aku lihat pertama kali ketika bangun dan terlelap dari tidurku,
Lelaki yang akan menyebutku istrinya,
Lelaki yang akan berbagi gen-nya denganku,
Lelaki yang akan membesarkan anak-anak Tuhan yang dititipkan pada kami.
Lelaki yang dengan bangga namanya akan kusandang.
Suatu hari nanti…
Ya…

Suatu hari nanti aku ingin menjadi…
“Nyonya Adewanto”